SELAIN untuk memenuhi nutrisi, susu bagi anak bisa memberi banyak manfaat untuk menunjang pertumbuhannya. Sayangnya, Indonesia masih menjadi negara dengan tingkat konsumsi susu yang rendah.
Data Departemen Kesehatan (2006) menyebutkan rata-rata konsumsi susu nasional hanya 7,7 liter per kapita per tahun. Ini adalah angka yang cukup rendah dibandingkan dengan negara lain. Singapura mengonsumsi 32 liter per kapita per tahun, sedangkan Malaysia dengan tingkat konsumsi 25 liter per kapita per tahun, dan Filipina yaitu 11 liter per kapita per tahun.
Padahal, susu sangat bermanfaat dalam masa perkembangan seorang anak. Umumnya, susu fokus orangtua saat ini hanya memperhatikan gizi anak dengan pemberian nutrisi khususnya susu, hanya sebatas di umur tujuh tahun. Padahal, susu sangat penting peranannya dalam pemenuhan gizi anak, bahkan ketika anak berusia di atas tujuh tahun.
”Di atas usia lima tahun fokus orangtua terhadap nutrisi, khususnya susu, berkurang karena persepsi yang keliru,” ucap ahli nutrisi dari Medika Plaza International Clinic, Semanggi Spesialist Clinic dr. Samuel Oetoro. Yang perlu orangtua ingat, usia perkembangan anak sebenarnya sampai usia 18 tahun, di mana hingga usia tersebut pemberian nutrisi yang tepat sesuai dengan tahapan usia mereka sangat penting dan masih harus diperhatikan.
”Sayangnya, budaya minum susu di kalangan masyarakat Indonesia masih rendah, bahkan paling rendah di antara bangsa lain baik di kawasan Asia Tenggara maupun Asia,” ucap dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ini.
Di Indonesia, biasanya dalam sebuah keluarga hanya tersedia satu jenis susu yang dikonsumsi semua keluarga, walaupun berbeda umurnya. Padahal, konsumsi susu juga harus disesuaikan dengan tumbuh-kembang dan usia anak, karena satu jenis susu belum tentu cocok untuk semua tahapan usia.
”Ini adalah persepsi keliru soal pemberian susu untuk anak. Demi alasan kepraktisan, ibu hanya membeli satu jenis susu yang akan diminum seluruh anggota keluarga,” tuturnya. Mengenai tahapan nutrisi yang berbeda, Samuel membaginya menjadi beberapa tahapan; untuk usia 5–8 tahun, nutrisi yang dibutuhkan dilengkapi dengan kolin, DHA, AA, serta asam lemak Omega 3 (prekursor DHA) dan Omega 6 (prekursor AA) dalam untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel otak.
”Di umur ini, sebaiknya orangtua memberikan susu yang mengandung komponen gizi tersebut untuk menunjang tumbuh-kembang anak usia 5–8 tahun,” sarannya.
Untuk anak usia 9–12 tahun, makanan yang dibutuhkan adalah yang kaya vitamin B kompleks, tinggi kalsium guna menunjang pertumbuhannya di masa pubertas, serta kolin untuk terus membantu pertumbuhan dan perkembangan sel otak. Adapun anak pada usia 13–18 tahun membutuhkan nutrisi untuk mengakselerasi pertumbuhan tinggi, berat, serta perkembangan karakteristik seks sekunder.
”Konsumsi susu yang tidak memadai bisa menyebabkan anak mengalami kekurangan kalsium, vitamin D dan vitamin serta mineral lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,” ucap dokter yang juga menjadi staf pengajar di Departemen Nutrisi Universitas Indonesia ini.
Anak perlu diberi penjelasan bahwa susu merupakan makanan yang mudah dicerna dan diserap organ pencernaan anak. Selain itu, susu juga dapat dijadikan media untuk memasukkan zat gizi penting yang dibutuhkan anak dalam melanjutkan proses tumbuh-kembangnya sampai usia 18 tahun.
”Sebenarnya tidak susah menyarankan kepada anak agar mereka menyukai susu, cukup dengan membiasakan anak meminum susu sejak dini,” sarannya.
Kalsium dan protein sangat menunjang pertumbuhan tulang dan otot. Ditambah juga, protein dibutuhkan untuk perkembangan fungsi otak yang dapat meningkatkan fungsi belajar atau kognitif anak.
Dalam satu harinya, setiap anak membutuhkan 600 mg kalsium yang bisa dicukupi dengan meminum dua gelas susu. Untuk menghindari pengeroposan tulang sejak dini, kalsium sudah perlu ditumpuk dalam tubuh sebagai cadangan saat proses penulangan yang akan berhenti di sekitar usia 30 tahun.
”Orangtua harus mempersiapkan mereka dengan yang terbaik sejak dini untuk menjawab berbagai tantangan di masa depan, salah satu persiapan di antaranya dengan memberikan nutrisi yang tepat untuk anak,” papar Life & Parent Coach dari Rumah Modifikasi Perilaku, Novian Triwidia.
Novian menyarankan peran penting orangtua dalam mengarahkan anak untuk hidup sehat bisa dilakukan dengan mengontrol nutrisi, sehingga anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan sesuai tahapan usia tumbuh-kembangnya
Data Departemen Kesehatan (2006) menyebutkan rata-rata konsumsi susu nasional hanya 7,7 liter per kapita per tahun. Ini adalah angka yang cukup rendah dibandingkan dengan negara lain. Singapura mengonsumsi 32 liter per kapita per tahun, sedangkan Malaysia dengan tingkat konsumsi 25 liter per kapita per tahun, dan Filipina yaitu 11 liter per kapita per tahun.
Padahal, susu sangat bermanfaat dalam masa perkembangan seorang anak. Umumnya, susu fokus orangtua saat ini hanya memperhatikan gizi anak dengan pemberian nutrisi khususnya susu, hanya sebatas di umur tujuh tahun. Padahal, susu sangat penting peranannya dalam pemenuhan gizi anak, bahkan ketika anak berusia di atas tujuh tahun.
”Di atas usia lima tahun fokus orangtua terhadap nutrisi, khususnya susu, berkurang karena persepsi yang keliru,” ucap ahli nutrisi dari Medika Plaza International Clinic, Semanggi Spesialist Clinic dr. Samuel Oetoro. Yang perlu orangtua ingat, usia perkembangan anak sebenarnya sampai usia 18 tahun, di mana hingga usia tersebut pemberian nutrisi yang tepat sesuai dengan tahapan usia mereka sangat penting dan masih harus diperhatikan.
”Sayangnya, budaya minum susu di kalangan masyarakat Indonesia masih rendah, bahkan paling rendah di antara bangsa lain baik di kawasan Asia Tenggara maupun Asia,” ucap dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ini.
Di Indonesia, biasanya dalam sebuah keluarga hanya tersedia satu jenis susu yang dikonsumsi semua keluarga, walaupun berbeda umurnya. Padahal, konsumsi susu juga harus disesuaikan dengan tumbuh-kembang dan usia anak, karena satu jenis susu belum tentu cocok untuk semua tahapan usia.
”Ini adalah persepsi keliru soal pemberian susu untuk anak. Demi alasan kepraktisan, ibu hanya membeli satu jenis susu yang akan diminum seluruh anggota keluarga,” tuturnya. Mengenai tahapan nutrisi yang berbeda, Samuel membaginya menjadi beberapa tahapan; untuk usia 5–8 tahun, nutrisi yang dibutuhkan dilengkapi dengan kolin, DHA, AA, serta asam lemak Omega 3 (prekursor DHA) dan Omega 6 (prekursor AA) dalam untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel otak.
”Di umur ini, sebaiknya orangtua memberikan susu yang mengandung komponen gizi tersebut untuk menunjang tumbuh-kembang anak usia 5–8 tahun,” sarannya.
Untuk anak usia 9–12 tahun, makanan yang dibutuhkan adalah yang kaya vitamin B kompleks, tinggi kalsium guna menunjang pertumbuhannya di masa pubertas, serta kolin untuk terus membantu pertumbuhan dan perkembangan sel otak. Adapun anak pada usia 13–18 tahun membutuhkan nutrisi untuk mengakselerasi pertumbuhan tinggi, berat, serta perkembangan karakteristik seks sekunder.
”Konsumsi susu yang tidak memadai bisa menyebabkan anak mengalami kekurangan kalsium, vitamin D dan vitamin serta mineral lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,” ucap dokter yang juga menjadi staf pengajar di Departemen Nutrisi Universitas Indonesia ini.
Anak perlu diberi penjelasan bahwa susu merupakan makanan yang mudah dicerna dan diserap organ pencernaan anak. Selain itu, susu juga dapat dijadikan media untuk memasukkan zat gizi penting yang dibutuhkan anak dalam melanjutkan proses tumbuh-kembangnya sampai usia 18 tahun.
”Sebenarnya tidak susah menyarankan kepada anak agar mereka menyukai susu, cukup dengan membiasakan anak meminum susu sejak dini,” sarannya.
Kalsium dan protein sangat menunjang pertumbuhan tulang dan otot. Ditambah juga, protein dibutuhkan untuk perkembangan fungsi otak yang dapat meningkatkan fungsi belajar atau kognitif anak.
Dalam satu harinya, setiap anak membutuhkan 600 mg kalsium yang bisa dicukupi dengan meminum dua gelas susu. Untuk menghindari pengeroposan tulang sejak dini, kalsium sudah perlu ditumpuk dalam tubuh sebagai cadangan saat proses penulangan yang akan berhenti di sekitar usia 30 tahun.
”Orangtua harus mempersiapkan mereka dengan yang terbaik sejak dini untuk menjawab berbagai tantangan di masa depan, salah satu persiapan di antaranya dengan memberikan nutrisi yang tepat untuk anak,” papar Life & Parent Coach dari Rumah Modifikasi Perilaku, Novian Triwidia.
Novian menyarankan peran penting orangtua dalam mengarahkan anak untuk hidup sehat bisa dilakukan dengan mengontrol nutrisi, sehingga anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan sesuai tahapan usia tumbuh-kembangnya
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.