Featured Post Today
print this page

01. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional [LPJKN]     Kode Asosiasi : 000 Jl.Juanda,Kota Jakarta Selatan,9999 Telepon: 9999, ...

Read more »

Halaman 1/2 31. Asosiasi Konsultan Indonesia [ASKONINDO]     Kode Asosiasi : 122 Gedung UNAS (GALILEO) Jl. Kalileo No. 17-19, Blok ...

Read more »

16. Pak Kenong mengisi Bak mandi dengan air selama 0,75 Jam. Jika debit air yang mengalir 18  liter  per  menit,  volume  ...

Read more »

01. Apabila –192 + (-12) × 7=k, berapakah nilai k? ...  (A)  -1428   (B) 1.428    (C) -276     (D) 276 02....

Read more »

Adik-adik SD seluruh Indonesia sudah mendekati mempelajari 3 mata pelajaran utama. diantaranya Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia. Untuk membiasa...

Read more »

Halaman ini adalah daftar untuk beberapa link yang berguna untuk mencari hal yang berkenaan dengan pendidikan, baik itu untuk anak sekolah SD, SMP, ...

Read more »

  Pada artikel kali ini kami akan menguji salah satu produk notebook/laptop berbasiskan APU AMD Richland dari HP. Seperti apakah kemampuan ...

Read more »
Latest Post
Showing posts with label Sumatra Utara. Show all posts
Showing posts with label Sumatra Utara. Show all posts

Tuesday, February 3, 2015

Rumah Adat Simalungun Bolon–Sumatra Utara

Sub etnis Batak Simalungun berdiam di sebagian wilayah Deli Serdang sebelah Timur Danau Toba. Rumah adatnya berbentuk panggung dengan lantai yang sebagian disangga balok-balok besar berjajar secar horizontal bersilangan. Balok-balok ini menumpu pada pondasi umpak. Dinding rumah agak miring dan memilliki sedikit bukaan/jendela.

Atapnya memilliki kemiringan yang curam dengan bentuk perisai pada sebagian besar sisi bawah, sedang sisi atas berbentuk pelana dengan gevel yang miring menghadap ke bawah. Pada ujung atas gevel biasanya dihiasi dengan kepala kerbau. Tanduknya dari kerbau asli dan kepalanya dari injuk yang dibentuk. Bagian-bagian  konstruksi Rumah Adat Batak Simalungun Bolon diukir, dicat serta digambar dengan warna merah, putih dan hitam. Selain sarat dengan nilai filosofis, ornamentasi rumah memiliki keunggulan dekoratif dalam memadukan unsur alam dan manusia dengan unsur geometris.

Rumah Adat Batak Simalungun Bolon menyampaikan sebuah ungkapan pertemuan masyarakat dapat dimunculkan dengan bentuk geometri segi empat yang ditengahnya diberi lingkaran lalu diberi corak ragam hias manusia beruang berkeliling lingkaran. Menyampaikan sebuah ungkapan hubungan dua manusia ditampilkan dengan bentuk geometri kotak melambangkan dekorasi badan manusia di mana bagian atas dan bawahnya diberi kepala dalam posisi berlawanan arah.

Corak ragam ornamen Rumah Adat Batak Simalungun Bolon ini selalu berulang, melalui proses tradisi turun temurun, berkembang dan berpadu saling melengkapi dengan bentuk dekorasi lain.

Masyarakat Batak Simalungun mempercayai adanya kekuatan roh halus, membedakannya dari yang baik dan jahat. Untuk menolak yang jahat agar tidak mengganggu penghuni Rumah Adat Batak Simalungun Bolon juga diwujudkan dengan ornamentasi konstruksi rumah dengan bentuk tertentu.

Hiasan penolak roh jahat ini dapat berupa kepala manusia dan bentuk-bentuk yang runcing. Hiasan lain Rumah Adat Batak Simalungun Bolon yang khas adalah pengecatan pada penampang balok-balok horizontal di kolong rumah. Balok-balok berbentuk silinder ini hanya berposisi 2 modul struktur pada bagian depan rumah. Di bagian belakangnya digantikan tiang-tiang yang berposisi vertikal.

Denah rumah memanjang ke belakang dengan tiga modul struktur di bagian depan dan 5 sampai 7 modul ke belakang. Dua pintu terletak di bagian depan dan belakang. Untuk mencapai rumah digunakan anak tangga yang berjumlah ganjil. Satu modul struktur bagian depan tidak berdinding dan digunakan sebagai beranda/teras.

Bagian tengah Rumah Adat Batak Simalungun Bolon ini juga dihilangkan dan digantikan dengan tangga utama menuju rumah. Dengan demikian terbentuk teras yang berjumlah dua dan berada di kiri-kanan tangga utama. Karena teras berada satu level dengan lantai rumah panggung maka posisinya di atas. Untuk mengamankan dibuat pagar mengelilingi teras.

Demikian artikel tentang Rumah Adat Batak Simalungun Bolon ini semoga bermanfaat dan bisa menambah informasi tentang kebudayaan yang dada di Indonesia.
Artikel yang terkait dengan Rumah Adat Batak Simalungun Bolon : rumah adat balai batak toba, nama rumah adat batak toba, nama rumah adat batak, rumah adat suku batak, rumah adat batak toba, rumah adat batak karo, gambar rumah adat batak toba, rumah adat betawi, nama rumah adat batak, rumah adat suku batak, rumah adat batak toba, rumah adat batak karo, gambar rumah adat batak toba, rumah adat batak simalungun, rumah adat betawi, Rumah Adat Batak Simalungun Bolon, rumah adat toraja.

Monday, February 2, 2015

Rumah Adat Sumatra Utara - Si Baganding Tua

Rumah adat ini disebut sebagai “Si Baganding Tua” oleh suku Batak, yaitu makhluk seperti ular yang panjangnya sekira dua jengkal. Dahulu nenek moyang orang Batak percaya bahwa nasib mujur dan rezeki yang melimpah dibawa “Si Banganding Tua”.Ruma gorga atau sering disebut ruma bolon atau “Si Baganding Tua” adalah rumah adat suku Batak yang sekaligus menjadi simbol status sosial masyarakat yang tinggal di Tapanuli, Sumatera Utara. Mereka yang dikategorikan sebagai suku Batak itu meliputi 6 puak, yaitu: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Rumah adat Batak terdiri atas 2 bangunan utama yaitu ruma (tempat tinggal) dan sopo (lumbung padi). Letak keduanya saling berhadapan dipisahkan pelataran luas yang berfungsi sebagai ruang kegiatan warganya. Rumah adat ini berbentuk empat persegi panjang dengan denah dalamnya merupakan ruangan terbuka tanpa kamar atau pun sekat pemisah. Dahulu, sebuah rumah adat Batak berukuran besar (rumah bolon) dihuni 2 hingga 6 keluarga.

Sapukan pandangan Anda pada rumah adat ini yang atapnya berbentuk segitiga dan bertingkat tiga. Amati bagaimana di setiap puncak dan segitiganya terdapat kepala kerbau yang melambangkan kesejahteraan bagi penghuni rumahnya. Ciri utama bagian atap yang berbentuk segitiga tersebut berbahan anyaman bambu (lambe-lambe). Biasanya lambe-lambe menjadi personifikasi sifat pemilik rumah tersebut yang ditandai dengan warna merah, putih dan hitam.

Perhatikan juga lekukan ketelitian dari ukiran tradisional di dinding rumah adat ini. Bagian luar dan depan rumah memuat ukiran yang dicat tiga warna yaitu merah-hitam-putih. Ukiran tersebut nyatanya penuh makna simbolik yang menampilkan pandangan kosmologis dan filosofis budaya Batak. Di sebelah kiri dan kanan tiang rumah ada ukiran yang menggambarkan payudara sebagai lambang kesuburan (odap-odap). Ada juga ukiran cicak sebagai lambang penjaga dan pelindung rumah (boraspati).

Rumah adat Batak dihiasi ukiran khas Batak yang disebut gorga. Gorga bagi suku Batak adalah ornamen yang mengandung unsur mistis  penolak bala. Biasanya ukiran gorga ditempatkan di dinding rumah bagian luar.
Keunikan desain ruma bolon adalah hiasan pada kusen pintu masuknya berupa ukiran telur dan panah. Tali-tali pengikat dinding miring (tali ret-ret) terbuat dari ijuk atau rotan yang membentuk pola seperti cicak berkepala 2 saling bertolak belakang. Cicak itu dikiaskan sebagai penjaga rumah dan 2 kepala saling bertolak belakang melambangkan penghuni rumah mempunyai peranan yang sama dan saling menghormati.

Pada konsep tradisional, nyatanya memang rumah-rumah tradisional di Nusantara tidak hanya memiliki dimensi fungsional sebagai tempat hunian tetapi juga sekaligus melalui unsur-unsur bentuk tertentu. Posisi ruma bolon juga menunjukan tentang kepercayaan suku ini yaitu banua ginjang (dunia atas), banua tonga (dunia tengah/bumi), dan banua toru (dunia bawah atau dunia makhluk halus).

Penataan perkampungan suku Batak Toba mengikuti pola berbanjar dua saling berhadapan berporos ke arah utara selatan dan membentuk perkampungan yang disebut lumban atau huta. Perkampungan tersebut memiliki 2 pintu gerbang (bahal) di sisi utara dan selatannya. Sekeliling lingkungan dipagari tembok setinggi 2 meter (parik) berbahan tanah liat dan batu. Selain itu, di setiap sudutnya dibuat menara pengawas karena dahulu mereka masih sering berperang. Tidak berlebihan apabila bentuk asli perkampungan suku Batak dulunya menyerupai benteng.

Dahulu sebuah perkampungan suku Batak dibuat dengan menggali tanah membentuk parit mengelilinginya juga ditanami bambu setinggi 3 meter. Bentuk perkampungan itu jadinya lebih menyerupai sebuah benteng untuk melindungi warganya dari serangan suku lain.

Sebutan untuk rumah Batak disesuaikan dengan hiasannya. Rumah adat dengan beragam hiasan yang indah yang rumit dinamakan disebut ruma gorgasarimunggu atau jabu. Sementara rumah adat yang tidak memiliki ukiran dinamakan jabu ereng atau jabu batara siang.

Untuk ruma gorga yang berukuran besar dinamakan ruma bolon. Selain sebagai tempat tinggal dahulu ruma bolon juga berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat religius. Sementara itu, ruma gorga yang berukuran kecil disebut jabu parbale-balean. Selain keduanya ada juga ruma parsantian, yaitu rumah adat yang menjadi hak seorang anak bungsu.
Ruma bolon kini tidak lagi dibangun oleh masyarakat Batak mengingat semakin sedikitnya orang yang mampu membangunnya (pande). Selain itu, bahan pembuat bangunannya sulit didapat serta harganya akan jauh lebih mahal dari rumah modern.

Akan tetapi, Anda masih dapat melihat langsung rangkaian utuh rumah adat kaya nilai budaya Batak ini di beberapa tempat seperti di Kabupaten Tapanuli Utara di Desa Tomok, Desa Ambarita, Desa Silaen, dan Desa Lumban Nabolon Parbagasan. Desa-desa tersebut hingga kini terus menjadi daya tarik wisata budaya dan banyak dikunjungi wisatawan.

Nenek moyang orang suku Batak sendiri berasal dari Tamil India dimana mereka datang abad ke-10 untuk berdagang rempah-rempah ke Pulau Sumatera melalui pelabuhan Barus. Pada abad ke-18 permukiman kuno warga Tamil India ditemukan di Lobu Tua, Barus, diperkirakan  perkampunga tersebut sudah berusia lebih dari dua abad. Ada dua prasasti berbahasa Tamil ditemukan di kawasan itu yang menyatakan bahwa tahun 1088 sebanyak 1.500 warga Tamil datang ke Barus untuk berdagang kapur barus dan kemeyan.Kata ‘batak’ sendiri berasal dari kata ‘mamatak hoda’ yang bermakna ‘si penunggang kuda‘, apakah ini ada kaitan dengan pendatang dari Tamil tersebut?

Sunday, February 1, 2015

Rumah Adat BatakToba – Rumah Bolon

Rumah Bolon, siapa yang tidak tahu bangunan ini ?
Rumah Bolon merupakan bangunan Rumah Adat Batak yang menjadi simbolisasi kebudayaan masyarakat Batak. Berbicara tentang Rumah Bolon, bangunan yang eksotis ini banyak sekali dijumpai di wilayah Pulau Samosir hingga beberapa wilayah di Danau Toba.

Sebab menurut catatan sejarah, Rumah Bolon ini dibangun pada masa perkembangan sosial dalam masyarakat Batak yang diyakini berasal dari wilayah Pulau Samosir. Bahkan, Rumah Bolon ini pun menjadi saksi akan kisah-kisah kejayaan raja-raja Batak yang pernah berkuasa di Tanah Batak pada masa dahulu hingga menjadi saksi akan kehidupan masyarakat Batak.

Ya, Rumah Bolon ini merupakan bangunan adat legendaris dan menurut historisnya sendiri Rumah Bolon ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya di beberapa generasi awal dari Siraja Batak.

Seiring dengan pembagian etnis Batak ke dalam beberapa sub-etnis Batak, Rumah Bolon pun masih tetap digunakan sebagai simbolisasi kebudayaan beberapa sub-etnis Batak tersebut.

Meskipun ada dua sub-etnis Batak yang tidak memiliki bangunan adat Rumah Bolon, seperti etnis Mandailing dan etnis Batak Angkola dengan bangunan adat Sopo Godang, yang bentuknya berbeda bahkan satu bahagiannya pun tidak ada yang mengadopsi dan menyerupai bangunan Rumah Bolon.

Berbicara tentang sub-etnis Batak yang memiliki bangunan adat berupa Rumah Bolon, di wilayah Simalungun terdapat sebuah sub-etnis Batak yang bernama Batak Simalungun. Sub-etnis Batak Simalungun ini merupakan sub-etnis Batak yang berasal dari wilayah Simalungun.

Sub-etnis Batak Simalungun ini diyakini masih memiliki hubungan kekerabatan yang erat dengan Siraja Batak yang berasal di Pulau Samosir, sehingga menurut historisnya terdahulu ada seorang keturunan dari Siraja Batak yang merantau dan membuka pemukiman di wilayah Simalungun sehingga munculah sub-etnis Batak Simalungun.

Karena sub-etnis ini erat kaitannya dengan Siraja Batak, maka sub-etnis Batak Simalungun juga mengadopsi beberapa kebudayaan yang terdapat di Pulau Samosir, yang sebahagian besar bersub-etnis Batak Toba. Salah satu kebudayaan tersebut adalah Rumah Bolon.

Rumah Bolon sub-etnis Batak Simalungun ini memang mengadopsi bangunan Rumah Bolon yang terdapat di Pulau Samosir, namun tentu saja Rumah Bolon sub-etnis Batak Simalungun ini mempunyai arsitektur yang sedikit berbeda. Salah satu Rumah Bolon sub-etnis Batak Simalungun yang terdapat di wilayah Simalungun adalah Rumah Bolon Pematang Purba.

Rumah Bolon Pematang Purba, pernahkah Anda mendengar nama bangunan yang satu ini ?
Bagi Anda yang pernah berkunjung ke Kabupaten Simalungun, tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan bangunan yang satu ini sebab bangunan ini letaknya cukup strategis.

Rumah Bolon Pematang Purba ini terletak di wilayah Pematang Purba, yang merupakan sebuah daerah dataran tinggi tak jauh dari kota Pematang Siantar sehingga sangat mudah dijangkau. Rumah Bolon Pematang Purba ini merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Simalungun, bahkan menjadi simbolisasi terpenting dalam kebudayaan Simalungun.

Seperti halnya Rumah Bolon yang terdapat di Pulau Samosir, Rumah Bolon Pematang Purba ini pun juga menjadi saksi bisu akan kehidupan masyarakat dan raja-raja yang pernah berkuasa di wilayah Simalungun ratusan tahun yang lalu.

Rumah Bolon Pematang Purba ini terlihat menarik perhatian para wisatawan ketika melintas ke wilayah Pematang Purba, sehingga tak jarang objek wisata sejarah yang satu ini menjadi salah satu objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan.

Wisatawan tidak hanya berasal dari daerah-daerah di Indonesia saja, sebab wisatawan yang berasal dari mancanegara pun turut menyambangi situs sejarah kebudayaan sub-etnis Batak Simalungun ini.

Rumah Bolon Pematang Purba sesuai fungsinya, pada masa dahulu Rumah Bolon Pematang Purba ini adalah kediaman seorang raja yang pernah berkuasa di wilayah Simalungun.

Raja tersebut bernama Raja Purba XII Tuan Rahalim yang merupakan seorang raja yang pernah berjaya di Simalungun pada pertengahan abad ke-19 dan merupakan salah satu raja yang namanya tersohor di Nusantara.

Raja Purba dikenal oleh rakyat Simalungun sebagai raja yang sangat piawai dalam memimpin sehingga sosoknya pun sangat disegani oleh masyarakat. Raja yang mempunyai 24 orang istri tersebut, merupakan seorang raja yang jasa-jasanya dalam membangun kebudayaan Simalungun telah diakui karena kejayaan kebudayaan Simalungun sendiri berada pada masa kepemimpinannya.

Rumah Bolon Pematang Purba ini sekilas bentuknya memang mirip sekali dengan Rumah Bolon yang terdapat di Pulau Samosir, arsitekturnya yang unik dan keseluruhan bangunannya dibuat dari kayu-kayu yang berkualitas yang di datangkan dari beberapa wilayah di Sumatera Utara.

Di dalam Rumah Bolon Pematang Purba ini terdapat beberapa buah tanduk kerbau, tanduk kerbau tersebut merupakan tanduk kerbau yang pernah digunakan pada upacara adat Simalungun yang dipimpin langsung oleh Raja Purba.

Selain tanduk kerbau, di Rumah Bolon tersebut terdapat sebuah ruangan yang letaknya tersembunyi. Ruangan tersebut adalah ruangan bawah tanah dengan beberapa gondang tua di sisi-sisinya.

Bagaimana, menarik bukan ?
Bagi Anda yang ingin mengunjungi salah satu objek wisata sejarah di Kabupaten Simalungun, Anda pun dapat berkunjung ke Rumah Bolon Pematang Purba ini.

Dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat dan waktu tempuh sekitar 1 jam hingga 1,5 jam dari kota Pematang Siantar, Anda pun sudah dapat mengetahui berbagai kebudayaan Simalungun melalui bangunan ini.

Bahkan, apabila Anda ingin lebih jelas mengetahui kisah sejarah di balik bangunan Rumah Bolon Pematang Purba ini, beberapa pemandu tidak sungkan menjelaskannya kepada Anda.

Saturday, January 31, 2015

Rumah Adat Sumatra Utara – Rumah Bolon

Bentuk
Rumah Bolon memilik bentuk persegi empat. Rumah Bolon mempunyai model seperti rumah panggung. Rumah ini memiliki tinggi dari tanah sekitar 1,75 meter dari tanah. Tingginya rumah Bolon menyebabkan penghuni rumah atau tamu yang hendak masuk ke dalam rumah harus menggunakan tangga. Tangga rumah Bolon terletak di tengah-tengah badan rumah.

Hal ini mengakibatkan jika tamu atau penghuni rumah harus menunduk untuk berjalan ke tangga. Bagian dalam rumah Bolon adalah sebuah ruang kosong yang besar dan terbuka tanpa kamar. Rumah berbentuk persegi empat ini ditopang oleh tiang-tiang penyangga.Tiang-tiang ini menopang tiap sudut rumah termasuk juga lantai dari rumah Bolon. Rumah Bolon memiliki atap yang melengkung pada bagian depan dan belakang. Rumah Bolon memilik atap yang berbentuk seperti pelana kuda.

Ciri Khas
Lantai rumah Bolon terbuat dari papan dan atap rumah bolon terbuat dari ijuk atau daun rumbia. Bagian dalam rumah Bolon adalah ruangan besar yang tidak terbagi-bagi atas kamar. Namun, tidak berarti bahwa tidak ada pembagian ruang di dalam rumah Bolon.

Ruangan terbagi atas tiga bagian yaitu jabu bong atau ruangan belakang di sudut sebelah kanan, ruangan jabu soding yang berada di sudut sebelah kiri yang berhadapan dengan jabu bong, ruangan jabu suhat yang berada di sudut kiri depan, ruangan tampar piring yang berada di sebelah jabu suhat, dan ruangan jabu tonga rona ni jabu rona.

Ruangan jabu bong dikhususkan bagi keluarga kepala rumah. Ruangan jabu soding dikhususkan bagi anak perempuan yang telah bersuami tetapi belum mempunyai istri. Ruangan jabu suhat dikhususkan bagi anak lelaki tertua yang telah menikah.

Ruangan tampar piring adalah ruangan bagi tamu. ruangan jabu tonga rona ni jabu rona dikhususkan bagi keluarga besar.Sebagian besar dari rumah Bolon terbuat dari kayu. Rumah Bolon tidak menggunakan paku. Rumah Bolon hanya menggunakan tali untuk menyatukan bahan-bahan rumah.

Tali ini diikatkan kepada kayu dengan kuat agar rangka rumah tidak longgar ataupun rubuh suatu saat. Pada badan rumah Bolon terdapat berbagai ukiran maupun gambar yang memiliki makna sesuai dengan kehidupan masyarakat Batak.

Rumah Adat Sumatra Utara

Rumah Bolon adalah rumah adat dari suku Batak yang ada di Indonesia. Rumah Bolon berasal dari daerah Sumatera Utara. Rumah Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara.

Pada zaman dahulu kala, rumah Bolon adalah tempat tinggal dari 13 raja yang tinggal di Sumatera Utara.Raja tersebut adalah Raja Ranjinman, Raja Nagaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja Baringin, Raja Bonabatu, Raja Rajaulan, Raja Atian, Raja Hormabulan, Raja Raondop, Raja Rahalim, Raja Karel Tanjung, dan Raja Mogam.

Ada beberapa jenis rumah Bolon dalam masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah Bolon Angkola.

Setiap rumah mempunyai ciri khasnya masing-masing. Sayangnya, rumah Bolon saat ini jumlah tidak terlalu banyak sehingga beberapa jenis rumah Bolon bahkan sulit ditemukan. Saat ini, rumah bolon adalah salah satu objek wisata di Sumatera Utara.  Rumah Bolon adalah salah satu budaya Indonesia yang harus dilestarikan.

 
Support : Trade Profitly | Trade Profitly | Trade Profitly
Copyright © 2011. DETERAHU - BAGAIKAN DETERJEN TAHUNYA SAMPAI BERBUSA-BUSA
Template Created by Creating Website Published by Trade Share
Proudly powered by Trade Profitly