01. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional [LPJKN] Kode Asosiasi : 000 Jl.Juanda,Kota Jakarta Selatan,9999 Telepon: 9999, ...
Read more »Halaman 1/2 31. Asosiasi Konsultan Indonesia [ASKONINDO] Kode Asosiasi : 122 Gedung UNAS (GALILEO) Jl. Kalileo No. 17-19, Blok ...
Read more »16. Pak Kenong mengisi Bak mandi dengan air selama 0,75 Jam. Jika debit air yang mengalir 18 liter per menit, volume ...
Read more »01. Apabila –192 + (-12) × 7=k, berapakah nilai k? ... (A) -1428 (B) 1.428 (C) -276 (D) 276 02....
Read more »Adik-adik SD seluruh Indonesia sudah mendekati mempelajari 3 mata pelajaran utama. diantaranya Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia. Untuk membiasa...
Read more »Halaman ini adalah daftar untuk beberapa link yang berguna untuk mencari hal yang berkenaan dengan pendidikan, baik itu untuk anak sekolah SD, SMP, ...
Read more »Pada artikel kali ini kami akan menguji salah satu produk notebook/laptop berbasiskan APU AMD Richland dari HP. Seperti apakah kemampuan ...
Read more »Thursday, June 20, 2013
Sejarah Perjuangan Aceh Melawan Belanda
Setelah melakukan beberapa ancaman diplomatik, namun tidak berhasil merebut wilayah yang besar.
---------------------------------
Ilustrasi : Mayor Jenderal J.H.R. Kohler tewas ditembak di bawah pohon kelumpang di depan Masjid Raya Baiturrahman dalam Perang Aceh I
---------------------------------
Perang kembali berkobar pada tahun 1883, namun lagi-lagi gagal, dan pada 1892 dan 1893, pihak Belanda menganggap bahwa mereka telah gagal merebut Aceh. Bahkan, pada hari pertama perang berlangsung, 1 unit kapal perang Belanda, Citadel van Antwerpen harus mengalami 12 tembakan meriam dari pasukan Aceh.
Dr. Christiaan Snouck Hurgronje, seorang ahli yang berpura-pura masuk Islam dari Universitas Leiden yang telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari banyak pemimpin Aceh, kemudian memberikan saran kepada Belanda agar serangan mereka diarahkan kepada para ulama, bukan kepada sultan.
Saran ini ternyata berhasil. Pada tahun 1898, Joannes Benedictus van Heutsz dinyatakan sebagai gubernur Aceh, dan bersama letnannya, Hendrikus Colijn, merebut sebagian besar Aceh. Sultan M. Dawud akhirnya meyerahkan diri kepada Belanda pada tahun 1903 setelah dua istrinya, anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda.
Kesultanan Aceh akhirnya jatuh pada tahun 1904. Saat itu, Ibukota Aceh telah sepenuhnya direbut Belanda. Namun perlawanan masih terus dilakukan oleh Panglima-panglima di pedalaman dan oleh para Ulama Aceh sampai akhirnya jepang masuk dan menggantikan peran belanda.
Perang Aceh adalah perang yang paling banyak merugikan pihak belanda sepanjang sejarah penjajahan Nusantara.
Rumah Adat Aceh
Rumoh Aceh
Rumah Adat Rumoh Aceh – Rumah Aceh yang dibangun menyerupai rumah tempat tinggal tradisional masyarakat Aceh, berbentuk rumah panggung. Lantai bangunan ini dirancang setinggi 9 kaki atau lebih dari permukaan tanah. Bersandar pada tiang-tiang penyangga dari kayu dengan ruang kolong di bawahnya.Luas lantai bangunan Rumah Adat Rumoh Aceh ini lebih dari 200 m2 dengan tinggi atap pada bagian rabung lebih kurang 8 m. Keistimewaan “Rumah Aceh” dan sejenisnya terletak pada segi kekokohan bangunannya; walaupun bagian-bagian Rumah Adat Rumoh Aceh hanya dipersatukan dengan ikatan tali ijuk, pasak serta baji sebagai pangganti paku dan sekrup.
Tiang-tiang Rumah Adat Rumoh Aceh ini terbuat dari jenis kayu keras pilihan yang rata-rata berdiameter lebih kurang 20 cm, dan berjumlah 44 buah tegak berjajar dalam posisi 4 x 11 memanjang dari Timur ke Barat. Penempatan tangga dengan jumlah anak tangga genap masing-masing 14 buah, di ujung Timur bawah “seuramoe keue” dan di ujung Barat bawah “seuramoe likot”, berkesan tidak biasa.
Jajaran tiang-tiang Penyangga Rumah Adat Rumoh Aceh
Dalam masyarakat Aceh tidak dikenal adanya istilah rumah adat. Fungsi masing-masing ruangan ini ditata agar sedapat mungkin menggambarkan fungsi pokok-pokok ruangan pada rumah tempat tinggal tradisional masyarakat Aceh.
Untuk memasuki Rumah Adat Rumoh Aceh , pertama-tama harus melewati “reunyeun” (tangga). Dengan menaiki “reunyeun” dan melalui pintu depan sampailah di “seuramoe keue” (serambi depan).
Demikian artikel tentang Rumah Adat Rumoh Aceh semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda mengenai budaya dan tradisi di Indonesia.
Artikel yang tekait dengan Rumah Adat Rumoh Aceh : arsitektur rumoh aceh, rumah adat tradisional : rumoh aceh, pakaian adat aceh, rumoh aceh wikipedia, rumoh aceh yang terlupakan, sejarah rumoh aceh, rumoh aceh kupi, Rumah Adat Rumoh Aceh, rumoh aceh (rumah adat nanggroe aceh darussalam)
Rumah Krong Bade
Senjata Rakyat Aceh
Reuncong atau Rencong
Reuncong/ rincong merupakan senjata tradisional khas Aceh. Reuncong selalu dibawa oleh orang Aceh ketika bepergian jauh atau pun merantau. Reuncong, selain senjata, juga merupakan teman bagi pemiliknya dan azimat yang memberikan kekuatan batin.Reuncong sering kali hadir di berbagai upacara adat masyarakat Aceh. jrnis Reuncong antara lain: Reuncong Puday (gagang pendek dan tak berlengkung). Rencong Meupucok (dengan ukiran emas digagang bagian atasnya), Reuncong Meucugek (gagang melengkung 90 derajat).
Rencong adalah senjata tradisional Aceh, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger atau belati (bukan pisau ataupun pedang).
Rencong memiliki kemiripan rupa dengan keris. Panjang mata pisau rencong dapat bervariasi dari 10 cm sampai 50 cm. Matau pisau tersebut dapat berlengkung seperti keris, namun dalam banyak rencong, dapat juga lurus seperti pedang. Rencong dimasukkan ke dalam sarung belati yang terbuat dari kayu, gading, tanduk, atau kadang-kadang logam perak atau emas. Dalam pembawaan, rencong diselipkan di antara sabuk di depan perut pemakai.
Rencong memiliki tingkatan; untuk raja atau sultan biasanya sarungnya terbuat dari gading dan mata pisaunya dari emas dan berukirkan sekutip ayat suci dari Alquran agama Islam. Sedangkan rencong-rencong lainnya biasanya terbuat dari tanduk kerbau ataupun kayu sebagai sarungnya, dan kuningan atau besi putih sebagai belatinya.
Seperti kepercayaan keris dalam masyarakat Jawa, masyarakat tradisional Aceh menghubungkan kekuatan mistik dengan senjata rencong. Rencong masih digunakan dan dipakai sebagai atribut busana dalam upacara tradisional Aceh. Masyarakat Aceh mempercayai bahwa bentuk dari rencong mewakili simbol dari basmalah dari kepercayaan agama Islam. Rencong begitu populer di masyarakat Aceh sehingga Aceh juga dikenal dengan sebutan "Tanah Rencong".
Alat Musik Aceh
Tambo terbuat dari batang iboh, kulit sapi, dan rotan sebagai alat peregang kulit. Bentuknya sejenis tambur dan dimainkan dengan cara dipukul. Pada zaman duhulu, tambo berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menandakan datangya waktu salat dan untuk mengumpulkan warga ke meunasah guna membicarakan masalah-masalah-masalah yang ada dalam suatu kampung. Saat ini, tambo sudah jarang digunakan karena adanya teknologi modern berupa mikrofon.
Beureugu

Alat ini berbentuk menyerupai terompet yang digunakan sebagai penanda bahaya dan bahan alat ini biasanya terbuat dari tanduk kerbau. Untuk dapat memahami bentuk alat ini bisa dilihat gambar disamping ini.
Canang

Celempong
Celempong adalah alat kesenian tradisionalyang terdapat di daerah Kabupaten Tamiang.Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayudan cara memainkannya disusun diantarakedua kaki pemainnya.Celempong dimainkan oleh kaum wanitaterutama gadis-gadis, tapi sekarang hanyaorang tua (wanita) saja yang dapatmemainkannnya dengan sempurna.Celempong juga digunakan sebagai iringantari Inai.
Diperkirakan Celempong ini telahberusia lebih dari 100 tahun berada di daerahTamiang.Keanekaragaman alat musik tradisional yangterdapat di Aceh merupakan salah satuidentitas dari masyarakat Aceh. Oleh karena itu menjadi tugas masyarakat Acehuntuk tetap dijaga, dipelihara kelestariannya. sehingga tidak menjadi punah.
Hal ini tentunya juga peran dari pemerintah daerah dan pihak-pihak terkaituntuk mendukung dan bersama-sama memperkenalkan kepada generasi mudabetapa tingginya nilai-nilai budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyangterdahulu. Serta juga sebagai salah satu daya tarik wisata bagi wisatawanNusantara dan manca Negara untuk dapat lebih mengenal adat dan senibudaya daerah Aceh
Rapai
Rapai merupakan sejenis alat instrumen musik tradisional Aceh, sama halnya dengan gendang. Rapai dibuat dari kayu keras (biasanya dari batang nangka) yang setelah dibulatkan lalu diberi lobang di tengahnya. Kayu yang telah diberi lobang ini disebut baloh. Baloh berukuran lebih besar bagian atasnya daripada bagian bawah. Bagian atas ditutup dengan kulit kambing, sedangkan bagian bawahnya dibiarkan terbuka. Penjepit kulit atau pengatur tegangan kulit dibuat dari rotan yang dibalut dengan kulit. Penjepit ini dalam bahasa Aceh disebut sidak.
Rapai digunakan sebagai alat musik pukul pada upacara-upacara terutama yang berhubungan dengan keagamaan, perkawinan, kelahiran, dan permainan tradisional yaitu debus. Rapai dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan dan biasanya dimainkan oleh kelompok (grup). Pemimpin permainan rapai disebut syeh atau kalipah.
Serune Kalee
Serune Kalee merupakan isntrumen tradisional Aceh yang telah lama berkembang dan dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Biasanya alat musik ini dimainkan bersamaan dengan Rapai dan Gendrang pada acara-acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan. Bahan dasar Serune Kalee ini berupa kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk menyerupai seruling bambu. Warna dasarnya hitam yang fungsi sebagai pemanis atau penghias musik tradisional Aceh.Makanan Khas Aceh
Mi Aceh tumis dengan daging
Aceh mempunyai aneka jenis makanan yang khas.
Antara lain timphan, gulai itik, kari kambing yang lezat, Gulai Pliek U dan meuseukat yang langka.
Di samping itu emping melinjo asal kabupaten Pidie yang terkenal gurih, dodol Sabang yang dibuat dengan aneka rasa, ketan durian (boh drien ngon bu leukat), serta bolu manis asal Peukan Bada,
Aceh Besar juga bisa jadi andalan bagi Aceh. Di Pidie Jaya terkenal dengan kue khas Meureudu yaitu adee. Di Aceh Utara lazim kita temukan kuliner khas lainnya yaitu martabak durian yang lezat.
Kuliner Bireun yang paling terkenal adalah sate matang, yaitu sejenis masakan sate daging sapi atau kambing yang berasal dari kota Matang Geuleumpang Dua.
Sementara kuliner khas Aceh yang sering ditemukan dijual diluar Provinsi Aceh adalah mie Aceh, sejenis mie kuning basah yang diracik dengan bumbu khas nan pedas.
Tari Saman - Kesenian Aceh
Tari Saman dengan gerakan gemulai

Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa,
memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan.
Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb Meuseukat dan Tari Saman.
Tarian Suku Aceh
Tari Laweut, Tari Likok Pulo, Tari Pho, Tari Ranup Lampuan, Tari Rapai Geleng
Tari Rateb Meuseukat, Tari Ratoh Duek, Tari Seudati,Tari Tarek Pukat
Tarian Suku Gayo
Tari Saman, Tari Bines, Tari Didong, Tari Guel, Tari Munalu
Tari Turun Ku Aih Aunen,
Tarian Suku Alas
Tari Mesekat,
Tarian Suku Melayu Tamiang
Tari Ula-ula Lembing
London — Tim saman Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Leeds, Inggris, memboyong “Best Performance Award” dalam acara “Cultural Showcase” yang digelar University of Leeds sebagai bagian dari World Unite Festival 2013.
“Festival kebudayaan yang diadakan Leeds University Union ini menunjukkan kekayaan kebudayaan dari berbagai pelosok dunia seperti pemutaran film-film dari berbagai negara,” jelas Ketua PPI Leeds, Ivaldi Fabtra, kepada ANTARA, Selasa (19/3).
Ivaldi menjelaskan puncak acara itu adalah “Cultural Showcase”, saat setiap komunitas menampilkan pertunjukan kebudayaan masing-masing.
Leeds Indonesian Society yang dipayungi PPI Leeds juga mengelar beberapa event seperti pemutaran film “Rumah Dara” di International Film Festival dan Indonesian Fair.
Ivaldi Fabtra mengatakan mahasiswa dan mahasiswi Indonesia juga mendirikan stall makanan dan cindera mata dari Indonesia, serta mengadakan pertunjukan musik Indonesia dan pemutaran film “Merantau” dan “The Raid”.
Puncak acara adalah Cultural Showcase, dan ketika tim Indonesia mendapat giliran, pertujukan diawali dengan dengan video pengantar. Selanjutnya tim saman PPI Leeds memulai aksi yang berhasil memukau penonton. Gemuruh tepuk tangan dan riuh teriakan yang penuh kekaguman selalu memenuhi ruangan setiap kesempatan.
Acara dilanjutkan dengan peragaan busana kebaya dan batik koleksi R.Leny McDonnell dari Kebaya Lence UK yang juga mencuri hati penonton.
Ivaldi Fabtra yang juga menjadi pemain rebana pada pertunjukan tari Saman mengharapkan pandangan warga UK kepada bangsa Indonesia akan berubah menjadi lebih positif.
Boya Subhono, mahasiswa S3 di Faculty of Engineering, University of Leeds, mengaku kagum dengan konsep acara tersebut karena keragaman budaya dari berbagai negara bisa dipentaskan dalam satu acara kesenian.
Pasangan Munajat Tri Nugroho, mahasiswa S3, Institute of Transport Study dan Lusi Nuryanti, orang tua dari salah satu penari saman PPI Leeds, bangga dengan prestasi para penari dan mengakui tari saman ini memang pantas mendapatkan predikat sebagai “Best Performance”. (ant)
Wednesday, June 19, 2013
Bandara Udara International Sultan Iskandar Muda
Maket sebelum dibangunnya bandara udara international,
tampak gedung utama berwarna putih dengan kubah ditengah.
Berderet pesawat sedang bersandar dengan lapangan parkir yang begitu luas dan lega.
Dalam maket tidak dimunculkan lingkungan dengan pemandangan perbukitan.
Tampak photo gedung bandara dengan kubah besar ditengahnya berwarna hijau dan kuning.
Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, lebih dikenal sebagai Bandara Sultan Iskandar Muda (IATA: BTJ, ICAO: WITT) adalah sebuah bandar udara yang melayani Kota Banda Aceh dan sekitarnya, yang terletak di wilayah Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bandara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II, untuk melayani rute domestik dan internasional. Saat ini sudah ada dua penerbangan internasional, yaitu Air Asia ke Kuala Lumpur dan Firefly ke Penang.
Bandara ini juga pernah difungsikan sebagai basis pengiriman obat-obatan sesudah Gempa bumi Samudera Hindia 2004, yang hilir mudik dari berbagai wilayah di Dunia, kepada para pengungsi yang terisolir di berbagai wilayah yang dihantam Tsunami di Aceh. Setelah dilanda Tsunami pada 26 Desember 2004, bandara ini telah direnovasi dan memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter yang mampu menampung pesawat berbadan lebar.
Pada 9 Oktober 2011 sebuah Boeing 747-400 berhasil melakukan take off dan landing, yang membuktikan bahwa bandara ini bisa dijadikan tempat transit bagi perusahaan penerbangan internasional.
Nama Bandara di Indonesia dengan Sebutan/Singkatannya :
Internasional
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
CGK - Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten. Singkatan CGK merujuk kepada Cengkareng
HLP - Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta
SUB - Bandar Udara Juanda, Surabaya
SOC - Bandar Udara Adisumarmo, Surakarta
DPS - Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar, Bali
JOG - Bandar Udara Adi Sucipto, Yogyakarta
SRG - Bandar Udara Achmad Yani, Semarang
BDO - Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung
AMI - Bandar Udara Selaparang, Mataram
Sumatra
MES - Bandar Udara Polonia, Medan
BTH - Bandar Udara Hang Nadim, Batam
PDG - Bandar Udara Minangkabau (Ketaping), Padang (beroperasi mulai 22 Juli
KJG - Bandar Udara Kijang Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (beroperasi mulai 29 febuari2007)
PLM - Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
PKU - Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
BTJ - Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh
Sulawesi
UPG - Hasanuddin, Makassar. Singkatan UPG merujuk kepada Ujung Pandang
MDC - Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado
PLW - Palu
Kalimantan
BPN - Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan
PNK - Supadio, Pontianak
BDJ - Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin
Maluku & Papua
Domestik
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
KOE - Bandar Udara Eltari, Kupang
ABU - Bandar Udara Hallwan, Atambua
TMC - Tambolaka, Sumba Barat
LKA - Bandar Udara Dewayangtana, Larantuka
RTG - Bandar Udara Setarcik , Ruteng
MLG - Bandar Udara Abdurachman Saleh , Malang
WGP - Bandar Udara Mauhuwa, Waingapu
CXP - Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap
BMU - Bandar Udara Muhammad Salahuddin, Bima
SWQ - Bandar Udara Brang Biji, Sumbawa Besar
MOF - Bandar Udara Wai Oti, Maumere
ENE - Bandar Udara H. Aroeboesman, Ende
BMU - Bandar Udara M. Salahudin, Bima
Sumatra
BKS - Fatmawati Soekarno, Bengkulu
BTJ - Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh
BTH - Bandar Udara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau
? - Bandar Udara Kijang, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
DUM - Bandar Udara Pinang Kampai, Dumai
RGT - Bandar Udara Japura, Rengat
TNJ - Bandar Udara Kijang, Tanjung Pinang
TKG - Radin Inten II, Bandar Lampung
AEG - Aek Godang, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara
SIW - Sibisa, Kabupaten Toba
??? - Pinang Sori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara
??? - Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara
DJB - Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi
KRC - Depati Parbo, Kerinci
TJQ - Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan
TPK - Teuku Cut Ali, Tapaktuan
LSX - Bandar Udara Landeng Lhoksukon
LSW - Malikul Saleh, Lhoksumawe
PGK - Depati Amir, Pangkal Pinang
NTX - Natuna Ranai, Natuna
GNS - Binaka , Gunung Sitoli
SIQ - Dabo , Singkep
??? - Bandar Udara Sei Pakning, Bengkalis
Sulawesi
PLW - Bandar Udara Mutiara, Palu
PSJ - Kasiguncu, Poso
KDI - Bandar Udara Wolter Wonginsindi , Kendari
GTO - Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo
Kalimantan
BDJ - Bandar Udara Samsudin Noor, Banjarmasin
TRK - Bandar Udara Juwata , Tarakan
PKY - Bandar Udara Tjilik Riwut , Palangkaraya
SQG - Bandar Udara Susilo, Sintang
PSU - Bandar Udara Pangsuma, Putussibau
SMQ - Bandar Udara H.Asan, Sampit
PKN - Bandar Udara Iskandar,Pangkalanbuun
KBU - Bandar Udara Stagen, Kotabaru
TSX - Bandar Udara Tanjung Santan, Santan
SRI - Bandar Udara Temindung, Samarinda
Maluku & Papua
TTE - Bandar Udara Baabullah, Ternate
TIM - Moses Kilangin, Timika
AMQ - Bandar Udara Pattimura, Ambon
MKW - Bandar Udara Rendani, Manokwari
EWI - ??? , Enarotali
DJJ - Bandar Udara Sentani, Jayapura
SOQ - Bandar Udara Jeffman, Sorong
WMX - Bandar Udara Lembah Ballem, Sorong
BIK - Bandar Udara Frans Kaisiepo, Biak
MKQ - Bandar Udara Mopah, Merauke
KNG - Bandar Udara Utarom, Kaimana
Pangkalan militer
PDG - Tabing, Padang
??? - Bandar Udara Iswahyudi, Madiun
Bungong Jeumpa - Bunga Cempaka Lagu Aceh
Bungong jeumpa, bungong jeumpa meugah di Acèh
Bungong teuleubèh, teuleubèh indah lagoë na
Putéh kunèng meujampu mirah
Keumang siulah cidah that rupa
Lam sina buleuën, lam sina buleuën angèn peuayôn
Rurôh meususôn, meususôn, nyang mala-mala
Mangat that mubèë meunyo tatém côm
Leupah that harôm si bungong jeumpa
terjemahan :
Bahasa Indonesia
Bunga cempaka, bunga cempaka terkenal di Aceh
Bunga terlebih, terlebih indah sekali
Putih kuning bercampur merah
Mekar sekuntum indah rupawan
Dalam sinar bulan, dalam sinar bulan angin ayunkan
Gugur bersusun, bersusun, yang sudah layu
Harum baunya kalau dicium
Alangkah harum si bunga cempaka
IUCN Daftar Merah Konservasi Spesies
IUCN Red List of Threatened Species atau disingkat IUCN Red List
IUCN Red List memberikan gambaran taksonomi, distribusi spesies, analisis informasi taksa dan status konservasi secara global.
Spesies diklasifikasikan ke dalam sembilan kelompok, diatur berdasarkan kriteria-kriteria seperti jumlah populasi, penyebaran geografi dan risiko dari kepunahan, sebagai berikut.
"Punah" (Extinct; EX)
"Punah di alam liar" (Extinct in the Wild; EW)
"Kritis" (Critically Endangered; CR)
"Genting" (Endangered; EN)
"Rentan" (Vulnerable; VU)
"Hampir terancam" (Near Threatened; NT)
"Berisiko rendah" (Least Concern; LC)
"Informasi kurang" (Data Deficient; DD)
"Tidak dievaluasi" (Not Evaluated; NE)
Penjelasan Kucica Ekor Kuning
Kucica ekor-kuning
Dari - WikipediaStatus konservasi
Hampir Terancam (IUCN 3.1)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Muscicapidae
Genus : Trichixos
Lesson, 1839
Spesies : T. pyrropygus
Nama binomial Trichixos pyrropygus
Lesson, 1839
Sinonim Trichixos pyrropyga Lesson, 1839
Copsychus pyrropygus
Kucica ekor kuning adalah sebuah spesies burung dalam keluarga Muscicapidae. Burung ini dapat ditemukan di Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Habitat alaminya yaitu di hutan dataran rendah yang lembab dan rawa-rawa di daerah subtropis atau tropis. Burung ini merupakan fauna daerah Aceh yang dikenal dengan nama cémpala kunèng dalam bahasa Aceh. Saat ini burung ini berstatus hampir terancam.
Penyebaran
Burung ini tersebar di Semenanjung Thailand, Semenanjung Malaya, Brunei dan Indonesia. Di Indonesia burung ini hanya ditemukan di Sumatera dan Kalimantan.
Uraian Singkat
Burung ini berukuran sedang (21 cm), berekor panjang hitam dan jingga. Jantan menyerupai kucica hutan tetapi ekornya yang merah karat jauh lebih pendek, lebih banyak berwarna abu-abu gelap daripada hitam, alis pendek putih dan tunggir merah karat. Betina lebih coklat dan tidak punya alis putih. Burung remaja lebih coklat berbintik-bintik kuning merah karat. Iris coklat; paruh hitam; kaki hitam.
Kicauannya tidak semerdu kucica hutan. Seri panjang terdiri dari siulan merdu, nada tunggal dan ganda, “pi-uuu”, meningkat dan menurun bergantian secara tidak tetap.
Tempat hidup
Burung yang tidak umum dijumpai di kerimbunan hutan primer dan sekunder dataran rendah sampai ketinggian 1200 mdpl. Lebih menyukai hutan lembab rimbun termasuk hutan rawa.
Sumber
Pemerintahan Aceh

Pulau: Sumatera
Ibukota: Banda Aceh (dulu Koetaradja)
Gubernur: Zaini Abdullah
Wakil Gubernur: Muzakkir Manaf (sejak 25 Juni 2012)
Semboyan : Pancacita (Bahasa Sanskerta);
Bahasa Indonesia: "Lima cita-cita"
Peta Aceh : Peta Google (lihat dibawah)
Koordinat 1º 40' - 6º 30' LU
94º 40' - 98º 30' BT
Dasar hukum UU RI No. 24/1956
UU RI No. 44/1999
UU RI No. 18/2001
UU RI No. 11/2006 (Pemerintahan Aceh)
Slogan : "Udép Beu Saré, Maté Beu Sajan" (Bahasa Aceh)
"Hidup Sama Rata, Mati Bersama"
Kode BPS: 11
Kode ISO: ID-AC
Kode kendaraan: BL
Kode telepon: 0641-0659, 0627, 0629
Kode pos: 23111-24791
PDAM Aceh : Peta Lokasi, Daftar Lengkap
BMG Aceh
Bandara : Bandara Udara International Iskandar Muda
Luas: 57.365,09 km2
Populasi: 4.494.410 jiwa
Kepadatan: 78.35 jiwa/km2
Pembagian administratif: 18 kabupaten dan 5 kota, 276 kecamatan, 6.424 desa/kelurahan
Flora: Bungong Jeumpa (Michelia champaca)
Fauna: Ceumpala Kuneng/ Kucica Ekor Kuning (Trichixos pyrropygus)
Produk domestik regional bruto per kapita: Rp17.124.000
Tarian Tradisional/Kebudayaan Aceh : Tari Saman dan ...
Alat Musik Rakyat Aceh : Canang dan ...
Lagu Rakyat Aceh : Bungong Jeumpa
Makanan Khas : Mie Aceh dan....
Rumah Adat :
Senjata Khas :
Hotel/Penginapan :
Tempat Wisata :
Pahlawan Aceh :
Tempat Ibadah :
Photo Kehidupan Rakyat Aceh :
Bagaimana cara ke Aceh : Transporting
Zona Waktu : WIB
Kependudukan/Demografi :
• Suku bangsa Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet,
Devayan, Sigulai, Pakpak, Haloban, Lekon dan Nias.
• Agama Islam (98,5%), Kristen (1.1%), lainnya (0.5%)
• Bahasa Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet,
Devayan, Sigulai, Pakpak, Haloban, Lekon, Nias dan Indonesia.
Media Cetak di Aceh
Situs web resmi: http://acehprov.go.id
Situs BPS: http://aceh.bps.go.id
View Larger Map
Uraian tentang Aceh :
Aceh pertama dikenal dengan nama Aceh Darussalam (1511–1959), kemudian Daerah Istimewa Aceh (1959–2001), Nanggroë Aceh Darussalam (2001–2009), dan terakhir Aceh (2009–sekarang).
Sebelumnya, nama Aceh biasa ditulis Acheh, Atjeh, dan Achin.
Aceh ( /ˈɑːtʃeɪ/; [ʔaˈtɕɛh]) adalah sebuah provinsi di Indonesia. Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Ibu kotanya adalah Banda Aceh. Jumlah penduduk provinsi ini sekitar 4.500.000 jiwa. Letaknya dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan terpisahkan oleh Laut Andaman. Aceh berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.
Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya penyebaran Islam di Indonesia dan memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Pada awal abad ke-17, Kesultanan Aceh adalah negara terkaya, terkuat, dan termakmur di kawasan Selat Malaka. Sejarah Aceh diwarnai oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali orang asing, termasuk bekas penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia. Jika dibandingkan dengan dengan provinsi lainnya, Aceh adalah wilayah yang sangat konservatif (menjunjung tinggi nilai agama). Persentase penduduk Muslimnya adalah yang tertinggi di Indonesia dan mereka hidup sesuai syariah Islam. Berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri karena alasan sejarah.
Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas alam Aceh adalah yang terbesar di dunia. Aceh juga terkenal dengan hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane di Aceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional bernama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) didirikan di Aceh Tenggara.
Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi Samudra Hindia 2004.
Setelah gempa, gelombang tsunami menerjang sebagian besar pesisir barat provinsi ini. Sekitar 170.000 orang tewas atau hilang akibat bencana tersebut. Bencana ini juga mendorong terciptanya perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Secara Geografis
Aceh dikelilingi oleh:
Sisi utara : Selat Malaka
Sisi timur : Provinsi Sumatera Utara
Sisi Selatan dan barat : Samudra Hindia.
Di bagian tengah provinsi ini membentang pegunungan Bukit Barisan diantaranya dari Tangse, Gayo, Alas dengan dataran tingginya. Juga, ada beberapa gunung yang ditemukan di wilayah seperti pegunungan Pasee dengan puncaknya, Geureudong "(2.595 m), dan Peut Sagoe (2.708 m), Gunung Gayo rentang dengan Burni Telong puncaknya (2.566 m), dan Gunung UCAP Malu. kisaran (3.187 m) gunung lainnya termasuk: Alas gunung dengan puncaknya Abong-Abong (3.015 m) Leuser (3.466 m), Aceh "Raya pegunungan dengan puncaknya Seulawah Agam, (1.762 m) dan Seulawah Inong mountain (868 m ).